Rabu, 30 Maret 2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas karunia dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas kami tentang “gangguan haid” meskipun masih banyak kekurangannya dalam pembuatan laporannya.
Kami ucapakan banyak terima kasih kepada kelompok kami karena atas kerja samanya tugas ini dapat selesai dan kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen kami yang telah memberikan bimbingannya kepada kami, karena tanpa bimbingannya kami tidak akan bisa mengerjakan tugas ini.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini kami belum bisa memberikan yang terbaik tapi mudah-mudahan makalah ini bisa bermanfaat khususnya bagi kami sebagai penyusun dan umumnya bagi teman-teman.
Ada peribahasa mengatakan tiada gading yang tak retak, kami menyadari atas kekurangan pembuatan makalah ini maka kritik dan saran pembaca maupun dosen yang sifatnya membangun ,kami terima dengan lapang dada demi membuat makalah ini lebih sempurna.



Garut , 10 maret 2011

Penyusun


Daftar isi
KATA PENGANTAR 1
Daftar isi...............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN 3
BAB II PEMBAHASAN 4
A. Masa-masa kehidupan wanita 4
a. Masa bayi 4
b. Masa kanak-kanak ...........4
c. Masa pubertas .........4
d. Masa reproduksi .....6
e. Masa klimakterium .......7
f. Masa menopouse .......7
B. Siklus haid 7
C. Gangguan haid 9
1. Amenore 8
2. Sindrom paramentruasi (PMS) 8
3. Dismenore 8
4. Menoragia 8
5. Perdarahan abnormal 8
BAB III PENUTUP 8
 Kesimpulan 8

Daftar pstaka 8


BAB I
PENDAHULUAN

Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini penting dalam hal reproduksi. Pada manusia, hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia remaja sampai menopause. Selain manusia, periode ini hanya terjadi pada primata-primata besar, sementara binatang-binatang menyusui lainnya mengalami siklus estrus.
Menstruasi merupakan pendarahan bulanan yang berasal dari pelapis rahim melalui vagina pada wanita yang seksual dewasa dan tidak hamil. Lamanya pendarahan menstruasi rata-rata berlangsung antara 3-5 hari dengan siklus rata-rata 28 hari. Dalam kondisi normal, menstruasi tidak menyebabkan gangguan yang cukup berarti.
Teori histogenesis menerangkan bahwa endometriosis terjadi akibat adanya regurgitasi tuba epitel menstruasi – implantasi jaringan endometrium pada tempat abnormal tersebut. Faktor determinasi yang diperkirakan abnormal adalah regurgitasi darah haid / menstruasi retrograd (darah haid yang tidak keluar melalui serviks mengalir ke tuba – ovarium dan keluar ke rongga peritoneum) kemudian tumbuh berkembang karena organ yang ditempati tidak mengadakan reaksi penolakan (karena bukan benda asing / antigen). Namun pada sebagian wanita, menstruasi terkadang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, bahkan menjadi sangat menyiksa karena rasa sakit yang luar biasa (dymenorrhoea).
Terlambat haid atau menstruasi yang tidak teratur juga patut diwaspadai karena itu berarti telah terjadi abnormalitas pada siklus menstruasi.Rasa nyeri yang timbul selama menstruasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor di antaranya faktor ketidakseimbangan hormon, yaitu terjadinya peningkatan sekresi hormon prostaglandin yang dapat menyebabkan kontraksi uterus yang berlebihan.
Menstruasi yang tidak teratur dapat disebabkan karena adanya gangguan hormon ataupun faktor psikis, seperti stress, depresi, dan lain-lain yang dapat mempengaruhi kerja hormon.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan seksual pada wanita
a. Masa Bayi
Pengetahuan perkembanagan organ seksual semenjak bayi sangat penting dipahami karena akan menenukkan perkembangan selanjutnya. Pada seorang bayi wanita yang lahir cukup bulan perkembangan alat kelamin dalamnya telah selesai dan di dalam indung telurnya (ovarium) telah mengandung 750.000 butir sel telur yang belum matang (folikel primodial). Jumlah tersebut merupakan jumlah yang sudah tetap dan tidak akan bertambah lagi jumlahnya pada kehidupan selanjutnya. Pada saat ini juga alat kelamin luar, tuba, rahim dan vagina telah terbentuk dengan sempurna dan sudah berfungsu secara maksimal.
Hal ini tentunya tidak terlepas dari adanya pengaruh hormonal. Pada minggu pertama dan kedua setelah kelahiran bayi, hormon estrogen ibu yang masuk ke bayi melalui plasenta selama kehamilan masih mempengaruhi bayi. Hal tersebut menyebabkan rahim bayi yang baru lahir agak lebih besar daripada rahim seorang balita. Selain itu, sampai 10 hari sejak kelahirannya hormon tersebut juga dapat menyebabkan pembengkakan payudara baik pada bayi wanita maupun pada bayi pria.
b. Masa Kanak-Kanak
Pada perkembangan selanjutnya yaitu masa kanak-kanak perkembangan alat kelamin wanita tidak menunjukkan perkembangan yang berartisampai menjelang masapubertas. Hal ini disebabkan oleh minimnya perangsangan oleh hormon kelamin dimana kadar hormon estrogen dan gonadotropinnya sangat rendah. Keasaman vagina yang berfungsi melindungi alat kelamin dari infeksi pada masa ini rendah sehingga rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu diperlukan peranan orang tua dalam merawat kebersihannya sehingga si kecil akan aman dari ancaman infeksi yang berbahaya bagi perkembangan selanjutnya.
c. Masa Pubertas
Dalam siklus kehidupan masa pubertas merupakan tahapan yang pentingdalam perkembangan seksualitasnya. Tidak ada batasan waktu yang tegas mengenai masa peralihan antara masa kanak-kanak menjadi dewasa ini. Namun pada wanita umumnya masa pubertas di mulai pada saat usia 8-14 tahun dan berlangsung kurang lebih selama 4 tahun. Awal pubertas berbeda-beda untuk tiap individu tergantung dari bangsa, iklim, gizi, dan kebudayaan. Dengan bertambah baiknya gizi seorang anak maka masa pubertasnya dapat terjadi lebih cepat. Pubertas berakhir pada saat ovarium sudah berfungsi secara mantap dan teratur.
Masa pubertas ditandai dengan pertumbuhan badan yang cepat, menstruasi pertama (menarche), perubahan psikis dan timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder seperti tumbuhnya rambut pada daerah kemaluan (pubis), pembesaran payudara. Perubahan tersebut sebagian besar terjadi karena pengaruh peningkatan hormon estrogen yang dihasilkan oleh indung telur yang sudah mulai berfungsi. Pertumbuhan tubuh yang sangat pesat ini juga dipengaruhi oleh hormone androgen yang kira-kira secara bersamaan dihasilkan oleh kelenjar anak ginjal. Hormon ini memegang peranan dalam pertumbuhan badan.
Hormone estrogen juga berpengaruh pada pertumbuhan alat kelamin dalam dan alat kelamin luar. Dalam masa pubertas alat kelamin dalam dan alat kelamin luar lambat laun tumbuh baik bentuk dan sifatnya seperti pada masa dewasa. Androgen dilepaskan selama adrenarche yang bias menyebabkan sekresi hormon pubertas. Usia kejadian pubertas dan kecepatan pubertas terutama dikontrol oleh genetik. Peningkatan estrogen menyebabkan thelarche (misalnya perkembangan payudara), suatu indicator yang dapat diamati atau sekresi estrogen. Indicator lain daro sekresi estrogen adalah :
1. Distribusi lemak tubuh.
2. Maturasi tulang.
3. Sekresi mukosa servik.
4. Vaginal cell cornification.
5. Adanya proliferasi endometrium pada saat biopsy.
6. Pengukuran estradiol plasama.
Indikator lain yang berhubungan dengan awal pubertas :
1. Umur tulang.
2. Kandungan cairan tubuh.
3. Critical lean body weight.
4. Leptin yang dihasilkan sel lemak.
Variable yang mempengaruhi usia pubertas termasuk indeks massa tubuh, rasio kritis BB/TB,maturasi tulang dan persesntase lemak tubuh. Korelasi lain seperti riwayat kesehatan, intake protein, jumlah aktivitas harian dan kecenderungan keluarga atau genetic.
d. Masa Reproduksi
Merupakan masa terpenting pada wanita dan berlangsung kira-kira 33 tahun Pada masa ini tingkat kesuburan seorang wanita mencapai puncaknya dan secara seksualitas sudah siap untuk memiliki keturunan. Menstruasi pada masa ini paling teratur dan siklus pada alat reproduksi yang dipengaruhi hormone cukup baik untuk kehamilan. Pada keadaan normal, masa reproduksi di mulai ketika sudah terjadi pengeluaran sel telur yang matang (ovulasi) pada siklus menstruasi. Lamanya masa reproduksi sangat bergantung pada cadangan folikel yang masih tersedia dalam ovarium. Pada msa ini terjadi ovulasi kurang lebih 450 kali, dan selama ini wanita berdarah selama 1800 hari. Setelah berusia 40 tahun kesuburan (fertilitas)seseorang wanita akan menurun.
e. Klimakterium
Klimakterium bukan keadaan patologik, melainkan suatu masa peralihan yang normal, yang berlangsung beberapa tahun sebelum dan beberapa tahun sesudan menopouse. Kita menjumpai kesulitan dalam menentukan awal dan akhir klimakterium, tapi dapat dikatakan bahwa klimakterium mulai kira-kira 6 tahun sebelum menopouse,berdasarkan keadaan endoktrinologik (kadar estrogen muulai turun dan kadar hormon gonadotropin naik), dan jika ada gejala-gejala klinis.
Klimakterium kira-kira berakhir 6-7 tahun sesudah menopouse, pada saat ini kadar estrogen telah mencapai nilai yang rendah yang sesuai gengan keadaan senium, dan gejala-gejala neurovegetatif telah berhenti. Dengan demikian lama klimaktreium kurang lebih 13 tahun.
f. Masa Menopouse
Penurunan fungsi indung telur mengakibatkan menurunnya hormone-hormone yang berperan pada siklus seksual. Ciri khas dari masa menopause ini ditandai dengan berakhirnya menstruasi. Seorang wanita dikatakan berada pada masa ini setelah sekurang-kurangnya dalam satu tahun tidak mengalami menstruasi. Berhentinya menstruasi dapat didahului oleh siklus menstruasi yang lebih panjang, dengan perdarahan yang berkurang. Masa ini berbeda-beda untuk tiap individutergantung dari keturunan, kesehatan secara umum dan pola kehidupan. Pada saat ini terdapat kecenderungan masa menopause terjadi pada masa yang lebih tua. Hal tersebut tampaknya berhubungan dengan terjadinya menarche. Makin dini menarche terjadi maka makin lambat menopause timbul sampai batas tertentu.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa ini dirasakan oleh seorang wanita dengan derajat yang ringan hingga berat. Gangguan yang terjadi antara lain rasa panas, keringat yang banyak, rasa kedinginan, sakit kepala, perasaan jantung berdebar-debar. Gangguan psikologois dapat juga timbul seperti depresi, mudah tersinggung, kelelahan, semangat berkurang dan susah tidur. Selain itu tubuh juga mengalami beberapa perubahan antara lain mengecilnya alat-alat kelamin(indung telur, rahim dan dinding vagina), arthritis(radang sendi), kekakuan pembuluh darah jantung, gangguan pada proses berkemih, dan penimbunan lemak. Namun semua itu akan dapat dilalui oleh seorang wanita dengan baik tanpa perubahan dalam kehidupan yang bermakna jika disertai dengan dorongan dari dalam diri wanita itu sendiri dan dari pasangan.
Bayi wanita yang baru lahir dalam ovariumnya dijumpai data sebagai berikut:
• Baru lahir : 750.000 primer ovum.
• Umur 6-15 tahun : 439.000 primer ovum.
• Umur 16-25 tahun : 159.000 primer ovum.
• Umur 26-35 tahun : 59.000 primer ovum.
• Umur 36-45 tahun : 34.000 primer ovum.
• Menopause: menghilang semuanya.

B. Siklus Haid
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan dan terjadi setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang terjadi terus menerus setiap bulannya disebut sebagai siklus menstruasi. menstruasi biasanya terjadi pada usia 11 tahun dan berlangsung hingga anda menopause (biasanya terjadi sekitar usia 45 – 55 tahun). Normalnya, menstruasi berlangsung selama 3 – 7 hari. Siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90% wanita memiliki siklus 25 – 35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki panjang siklus 28 hari, namun beberapa wanita memiliki siklus yang tidak teratur dan hal ini bisa menjadi indikasi adanya masalah kesuburan.
Panjang siklus menstruasi dihitung dari hari pertama periode menstruasi – hari dimana pendarahan dimulai disebut sebagai hari pertama yang kemudian dihitung sampai dengan hari terakhir – yaitu 1 hari sebelum perdarahan menstruasi bulan berikutnya dimulai. Seorang wanita memiliki 2 ovarium dimana masing-masing menyimpan sekitar 200,000 hingga 400,000 telur yang belum matang/folikel (follicles). Normalnya, hanya satu atau beberapa sel telur yang tumbuh setiap periode menstruasi dan sekitar hari ke 14 sebelum menstruasi berikutnya, ketika sel telur tersebut telah matang maka sel telur tersebut akan dilepaskan dari ovarium dan kemudian berjalan menuju tuba falopi untuk kemudian dibuahi. Proses pelepasan ini disebut dengan “OVULASI”.
Pada permulaan siklus, sebuah kelenjar didalam otak melepaskan hormon yang disebut Follicle Stimulating Hormone (FSH) kedalam aliran darah sehingga membuat sel-sel telur tersebut tumbuh didalam ovarium. Salah satu atau beberapa sel telur kemudian tumbuh lebih cepat daripada sel telur lainnya dan menjadi dominant hingga kemudian mulai memproduksi hormon yang disebut estrogen yang dilepaskan kedalam aliran darah. Hormone estrogen bekerjasama dengan hormone FSH membantu sel telur yang dominan tersebut tumbuh dan kemudian memberi signal kepada rahim agar mempersiapkan diri untuk menerima sel telur tersebut. Hormone estrogen tersebut juga menghasilkan lendir yang lebih banyak di vagina untuk membantu kelangsungan hidup sperma setelah berhubungan intim.

Ketika sel telur telah matang, sebuah hormon dilepaskan dari dalam otak yang disebut dengan Luteinizing Hormone (LH). Hormone ini dilepas dalam jumlah banyak dan memicu terjadinya pelepasan sel telur yang telah matang dari dalam ovarium menuju tuba falopi. Jika pada saat ini, sperma yang sehat masuk kedalam tuba falopi tersebut, maka sel telur tersebut memiliki kesempatan yang besar untuk dibuahi.
Sel telur yang telah dibuahi memerlukan beberapa hari untuk berjalan menuju tuba falopi, mencapai rahim dan pada akhirnya “menanamkan diri” didalam rahim. Kemudian, sel telur tersebut akan membelah diri dan memproduksi hormon Human Chorionic Gonadotrophin (HCG) yang dapat dideteksi dengan GEATEL ®. Hormone tersebut membantu pertumbuhan embrio didalam rahim.
Jika sel telur yang telah dilepaskan tersebut tidak dibuahi, maka endometrium akan meluruh dan terjadinya proses menstruasi berikutnya.
C. GANGGUAN HAID

Gangguan haid adalah perdarahan haid yang tidak normal dalam hal : panjang siklus haid, lama haid, dan jumlah darah haid. Melibatkan hipotalamus, hipofisis, ovarium dan endometrium.
Perempuan dapat memiliki berbagai masalah dengan menstruasi/haid mereka. Masalah tersebut dapat berupa tidak mengalami menstruasi sama sekali sampai menstruasi berat dan berkepanjangan.
Menstruasi merupakan pendarahan bulanan yang berasal dari pelapis rahim melalui vagina pada wanita yang seksual dewasa dan tidak hamil. Lamanya pendarahan menstruasi rata-rata berlangsung antara 3-5 hari dengan siklus rata-rata 28 hari. Dalam kondisi normal, menstruasi tidak menyebabkan gangguan yang cukup berarti.
Namun pada sebagian wanita, menstruasi terkadang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, bahkan menjadi sangat menyiksa karena rasa sakit yang luar biasa (dymenorrhoea).
Terlambat haid atau menstruasi yang tidak teratur juga patut diwaspadai karena itu berarti telah terjadi abnormalitas pada siklus menstruasi.Rasa nyeri yang timbul selama menstruasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor di antaranya faktor ketidakseimbangan hormon, yaitu terjadinya peningkatan sekresi hormon prostaglandin yang dapat menyebabkan kontraksi uterus yang berlebihan.
Menstruasi yang tidak teratur dapat disebabkan karena adanya gangguan hormon ataupun faktor psikis, seperti stress, depresi, dan lain-lain yang dapat mempengaruhi kerja hormon.
Pola haid boleh saja tidak teratur, tetapi jika jarak antar menstruasi kurang dari 21 hari atau lebih dari 3 bulan, atau jika haid berlangsung lebih dari 10 hari maka Anda harus mewaspadai adanya masalah ovulasi atau kondisi medis lainnya.
1. Amenore
Amenore adalah tidak ada menstruasi. Istilah ini digunakan untuk perempuan yang belum mulai menstruasi setelah usia 15 tahun (amenore primer) dan yang berhenti menstruasi selama 3 bulan, padahal sebelumnya pernah menstruasi (amenore sekunder).
Amenore primer biasanya disebabkan oleh gangguan hormon atau masalah pertumbuhan. Amenore sekunder dapat disebabkan oleh rendahnya hormon pelepas gonadotropin (pengatur siklus haid), stres, anoreksia, penurunan berat badan yang ekstrem, gangguan tiroid, olahraga berat, pil KB, dan kista ovarium.
2. Sindrom Pramenstruasi (PMS)
Sindrom pramenstruasi (PMS) adalah sekelompok gejala fisik, emosi, dan perilaku yang umumnya terjadi pada minggu terakhir fase luteal (seminggu sebelum haid). Gejala biasanya tidak dimulai sampai 13 hari sebelum siklus, dan selesai dalam waktu 4 hari setelah perdarahan dimulai.
Beberapa gejala PMS yang sering dirasakan:
• Payudara menjadi lembut dan bengkak
• Depresi, mudah tersinggung, murung dan emosi labil (mood swing)
• Tidak tertarik seks (libido menurun)
• Jerawat berkala
• Perut kembung atau kram
• Sakit kepala atau sakit persendian
• Sulit tidur
• Sulit buang air besar (BAB)
3. Dismenore
Dismenore adalah menstruasi menyakitkan. Nyeri menstruasi terjadi di perut bagian bawah tetapi dapat menyebar hingga ke punggung bawah dan paha. Nyeri juga bisa disertai kram perut yang parah. Kram tersebut berasal dari kontraksi dalam rahim, yang merupakan bagian normal proses menstruasi, dan biasanya pertama dirasakan ketika mulai perdarahan dan terus berlangsung hingga 32 – 48 jam.
Dismenore yang dialami remaja umumnya bukan karena penyakit (dismenore primer). Pada wanita lebih tua, dismenore dapat disebabkan oleh penyakit tertentu (dismenore sekunder), seperti fibroid uterus, radang panggul, endometriosis atau kehamilan ektopik.
Dismenore primer dapat diperingan gejalanya dengan obat antinyeri/anti-inflamasi seperti ibuprofen, ketoprofen dan naproxen. Berolah raga, kompres dengan botol air panas, dan mandi air hangat juga dapat mengurangi rasa sakit.
Bila nyeri menstruasi tidak hilang dengan obat pereda nyeri, maka kemungkinan merupakan dismenore sekunder yang disebabkan penyakit tertentu.


4. Menoragia
Menoragia adalah istilah medis untuk perdarahan menstruasi yang berlebihan. Dalam satu siklus menstruasi normal, perempuan rata-rata kehilangan sekitar 30 ml darah selama sekitar 7 hari haid. Bila perdarahan melampaui 7 hari atau terlalu deras (melebihi 80 ml), maka dikategorikan menoragia. Penyebab utama menoragia adalah ketidakseimbangan jumlah estrogen dan progesteron dalam tubuh. Ketidakseimbangan tersebut menyebabkan endometrium terus terbentuk. Ketika tubuh membuang endometrium melalui menstruasi, perdarahan menjadi parah. Menoragia juga bisa disebabkan oleh gangguan tiroid, penyakit darah, dan peradangan/infeksi pada vagina atau leher rahim.

5. Perdarahan Abnormal
Perdarahan vagina abnormal (di luar menstruasi ) antara lain:
• Pendarahan di antara periode menstruasi
• Pendarahan setelah berhubungan seks
• Perdarahan setelah menopause
Perdarahan abnormal disebabkan banyak hal. Dokter Anda mungkin memulai dengan memeriksa masalah yang paling umum dalam kelompok usia Anda. Masalah serius seperti fibroid uterus, polip, atau bahkan kanker dapat menjadi sebab perdarahan abnormal.
Baik pada remaja maupun wanita menjelang menopause, perubahan hormon dapat menyebabkan siklus haid tidak teratur.


BAB III
PENUTUP
 Kesimpulan

Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini penting dalam hal reproduksi. Pada manusia, hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia remaja sampai menopause. Selain manusia, periode ini hanya terjadi pada primata-primata besar, sementara binatang-binatang menyusui lainnya mengalami siklus estrus.
Masa-masa kehidupan wanita :
Masa reproduksi
Masa Klimakterium
Menopause
Senile
pasca Masa menopause

Gangguan haid adalah perdarahan haid yang tidak normal dalam hal : panjang siklus haid, lama haid, dan jumlah darah haid. Melibatkan hipotalamus, hipofisis, ovarium dan endometrium. Gangguan-gangguannya adalah :
Amenore
Sindrom Pramenstruasi (PMS)
Dismenore
Menoragia
Perdarahan Abnormal

Daftar pstaka

Sidharta P, Dewanto G. Diensefalon : Anatomi Susunan Syaraf Pusat Manusia.l'T. Dian Rakyat. Jakarta, 1986 : 170-89.
Molitch ME, Snyder PJ. Neuroendocrinology and the Pititary, [n: Felig P, Frohman LA_ Endocrinologi & Metabolism. 4 `h Ed , McGraw-Hill, Inc Company. New York, 2001 111-211.
Junqueira LC, Carneiro JC. Hipofisis dan Hipotalamus, dalam: Histologi Dasar. Ed ke 3, CV EGC. Jakarta, 1989: 410 – 21
Cunningham GF, Mac Donald PC, Gant NF, Leveno, Gilstrap, Hankins, et.al. Pituitarv Desease in Endocrin Disorder, Williams Obstetric, 2 I'h Ed. Appleton and Lange. Philadelphia, 2001: 1352-54
Jacoeb TZ. Hipotalamus dan Hipofisis : Endokrinologi Reproduksi pada Wanita dalam: Ilmu Kandungan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, ed. kedua. Jakarta, 1997 : 44-55
Yen SSC. Neuroendocrinology of Reprodution. In : Yen, Jaffe, Barbieri. Reproductive Endocrinology Phisiologry, Pathoph_ysiology, Clincal Management. 4 th ed. W.B. Sauders Company. Philadelphia, 1999: 30-80.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar